Setahun lamanya gue ninggalin dia, ninggalin cerita kita, ninggalin semua dan kini cuma tinggal selembar kertas putih kosong yang belum ternodai oleh apapun . Dulu Awan kasih ini ke gue . Dia bilang,
"Kalo kamu kangen aku tinggal lihat kertas ini . Aku dan kamu bagai selembar kertas ini . Aku kertasnya . Aku putih , masih kosong , hidupku gak ada apa apanya . Dan kamu datang sebagai pengisi dari kertas ini . Di kertas putih yang masih kosong ini kamu bisa menggambar, kamu bisa menuliskan cerita, bahkan kamu bisa memberikan warna sesuai keinginan kamu disini . Aku cuma selembar kertas yang belum terisi apa apa Kik . Dan kamu datang mengisi lembaran kertas ini, mengisi hariku . Memberikan banyak cerita di hidup aku, memberikan sejuta warna yang bahkan pelangi pun gak seindah warna yang kamu kasih ke aku . Seandainya kamu dan aku jauh, kamu harus bawa kertas ini . Pada saatnya kamu akan tau apa yang harus kamu isi disecarik kertas ini nanti . "
Gue Kikik , nama yang cukup jelas dan ga ribet . Sebelumnya gue tinggal di Bandung . Setelah nyokap bokap cerai akhirnya gue yang saat itu baru berumur 17 tahun mutusin untuk hidup mandiri di Jakarta . Ga gampang sih sebenernya nyari kerja disini, karna banyak temen yang juga punya usaha disini akhirnya gue ditawarin kerja sama temen SMP gue dulu, Riska , untuk kerja sebagai penjaga Toko Clothingan .
Gak lama gue mutusin berhenti kerja dan lanjut buat sekolah SMK . Buat bayar sekolah dan kebutuhan sehari hari gue kerja di toko percetakan . Ya se enggaknya halal .
"Udah makan Kik ? Nyari makan keluar yuk." ucap Dita yang baru selesai mandi dan masih membawa gayung ditangannya .
"Belom, yuk keluar nyari makan . Yuk sekarang gue laper gilakk ." Gue nyoba ngerjain Dita . Dita anaknya pelupa . Bahkan 1 menit setelah dia ngomong dia bisa lupa gitu aja dengan omongan dia . Gue nyoba ngerjain dia jadi gue ajakin dia secara tiba tiba biar dia ke warteg bawa gayung gitu wkwk .
"Buk nasi uduk 1 nasi ulam 1 , makan sini ya ." ucap Dita yang langsung mesen makanan .
"Air dikosan mati Dit ? Kalo mau numpang mandi di kamar mandi warung buruan sana tapi jangan boros boros ya airnya . " ucap Ibu Minah penjual warteg itu , sambil tertawa kecil .
"Ga kok Buk makasih tadi Dita baru aja selesai mandi nih gayungnya masih Dita ba.. Kikik!!" Dita syok .
"Ampun Diiitt wkwk"
----------------------------------------------------------------------------------------------
Message Receive : Aldo
---
Kik nanti pulang sekolah temenin gue ke Perpus yuk ? Kita ada tugas buat laporan bahasa kan ? Respon yaa .
"Aldo ya Kik ?"
"Em , biasa . Caper"
"Kok lo cuek gitu ke dia Kik? Aldo itu ganteng, tinggi, pinter, putih, anak basket, ketua OSIS pula . Bego lo kalo ditolak mentah mentah . Kalo gue sih langsung mandi parfum 5 botol kalo diajak nge date sama dia"
"Yaudah sana lo aja nanti temenin dia ke perpus"
"Serius? Waakkk thanks Kik"
"Eh Dit jangan meluk kenceng kenceng dong gabisa napes ini guahh"
"Loh Dita ? Kikiknya mana Dit ?"
"Kikik .. Kikik sibuk Do, dia banyak DW hari ini . Dia nyuruh gue nemenin lo karna gabisa, gimana?"
"Em yaudah deh kalo gitu"
Sore ini gue jalan jalan sendiri dengan skate kesayangan gue . Tanpa tujuan pasti gue terus jalan , dengerin musik, bengong, dan BRUKK .
"Punya mata gak sih lo ?"
"Eh maaf gue ga sengaja . Gue kira nabrak Kucing ."
"Mana ada kucing segede gue !"
"Ada tuh , Sphinx"
"Hah ? Sphinx ?"
"Iya patung mirip kucing raksasa yang dibangun pas zaman Fir'aun"
"Whateverlah . Tanggung jawab lo , kaki gue luka nih kena roda skate lo !"
"Dih manja banget . Pasti lo tipe jomblo sekitar 4-6 bulanan yang masih butuh perhatian tapi sayang mantan lo udah duluan move on dari lo kan ? Trus lo galau sampe sampe tagihan kosan nunggak 3 bulan."
"Kok lo tau ? Maksud gue, apaan sih lo ribet!"
"Iya itu jawaban dari kata kata gue . Ribet ."
"Ahh taulah pusing gue ngomong sama lo !"
"Daripada ngomong sama kucing diketawain lo"
Cowok itupun pergi . Eh dia balik .
"Omongan lo tadi itu kayak tukang bangunan yang ga mandi selama berhari hari padahal dia ga punya istri tau gak . "
"Maksud lo ?"
"Omongan lo ga penting!"
"Dih gaje . " Dalam batin gue, gue ketawa terbahak bahak serius . Wkwkwk ada cowok kek gitu .
Diem itu emas . Bener, buktinya gue lagi duduk diem ditaman ada selembaran kertas yang nawarin job . Ya ga berat sih , cuma sebagai pekerja kafe . Lumayan lah buat bayar kos . Gue pun langsung cabut ke kafe tersebut .
Violet Caffee . Kafe dimana anak anak SMA, anak kuliahan tongkrong . Gue langsung keterima di kafe itu dan kerja mulai hari ini juga .
"Mbak , chocolate mocca satu . "
"Okeyy , ada lagi kak?"
"Gak itu a.. elo ?"
"E elo ? Ngapain lo disini "
"Lo yang ngapain disini ? Ini tempat umum lagi bebas lah siapa aja kesini "
"Gue kerja disini"
"Oh ternyata lo kerja sini . Gue sering kesini tapi kok baru liat lo ya? Pekerja baru ?"
"Iya baru aja tadi gue diterima padahal baru tadi juga gue ngelamar kerjaan"
"Wih seru tuh, lumayan lah buat nambah nambah uang jajan"
"Hahah iya nih seru juga kerja di kafe tempat anak anak nongkrong "
Ternyata gue ketemu cowok yang tadi sore gue tabrak pake skate . Tapi tadi rese, kok sekarang berasa udah kenal lama ya jadi ngobrol asik gini . Hahaha .
"Nih chocolate mocca nya . Selamat menikmati yaa "
"Okey thanks . Lain kali kita ngobrol kalo lo udah santai aja takutnya sekarang ganggu kerja lo hehe"
"Okedeh siap hehe "
-------------------------------
"Padahal tadi baru kenal, bahkan cewek tadi rese banget . Kok lama kelamaan ngobrol dia asik juga ya ternyata . Hmm cewek unik . Ohiya gue belom sempet tanya namanya . Lain kali kalo ketemu gue harus kenalan! " ucap Ge dalam hatinya .
-------------------------------
"Kenapa lo Kik senyum senyum sendiri ? " Dita memandangi gue dengan tatapan bingung .
"Chocolate mocca nya silahkan dinikmati !"
"Wetss kenapa sih lo Kik ? Gile lo ini kosan bukan kafe woy . "
"Eh ups sorry Dit hehe lo sih ngagetin gue . Eh Dit , tadi gue ketemu cowok aneh deh , ganteng sih tapi awalnya dia cuek pas ketemu lagi kita ngobrol , lama kelamaan asik juga . "
"Jiah cinlok lo ? Hati hati udah punya cewek tuh. Tar dikira ngerebut pacar orang lagi"
"Yee apaan sih lo gue juga baru kenal dia kalikk"
Liburan akhir semester ini gue mutusin untuk pulang kampung . Yap, ke Bandung . Dijalan gue baru inget, Awan . Masa lalu gue . Dan tanpa gue sadari selembar kertas putih itu ada dikantung celana gue , dan itu masih kosong . "Kapan gue taruh di celana ? Lagian bukannya baru kemarin gue cuci?"
"Bundaa Ayaah Kikik kangeenn" curahan hati gue , gue lontarin sekenceng mungkin begitu sampe didepan pintu rumah tua gue ini . Dimana gue dibesarin, dididik, dikasih beribu kasih sayang sama Bunda dan Ayah . Serontak Bunda langsung meluk gue sambil nangis, katanya Bunda bener bener kangen . Ayah yang udah mulai kelihatan tua dengan sedikit uban dirambutnya tak lagi sekuat dulu . Ayah hanya tersenyum melihat kepulanganku . Dia tau gue bukan "Kikik Kecil" nya yang dulu . Tidak seperti dulu, pulang sekolah ketemu Ayah langsung peluk . Ayah pulang kerja langsung peluk . Ayah abis nganter Ibu dari pasar langsung peluk . Sekarang Ayah memperlakukan gue dengan dewasa, dan gue ngerasain itu . Karena tau gue bakal balik ke Bandung, Ayah memutuskan untuk mampir kerumah "Kita" meskipun Ayah dan Ibu udah ga serumah lagi dikarenakan udah cerai , tapi ini masih rumah kita. "Ayah nginep ya, selama Kikik disini" ucapku ke Ayah . Ayah hanya mengangguk angguk tersenyum .
Kamar Langit Kikik .
Itu adalah nama yang gue beri buat kamar gue yang paling gue sayang ini . Meski udah lama gue tinggal, tapi Ibuk ngerawat dengan cukup baik . Kamar Langit, nama itu gue kasih karna dilangit langit dinding diberi tema langit dengan awan awan disekelilingnya . Awan . Gue baru inget lagi . Gimana kabar dia ya ? Apa dia masih tinggal di Bandung ? Gue putusin untuk mampir kerumah awan nanti sore .
---------------------------------------
"Kapan pulang kamu ? "
"Baru sampe tadi pagi . Kamu apa kabar ?"
"Baik aja kok . Kamu disana apa kabar ? Wah pasti disana udah jadi anak mandiri banget ya ? Heheh"
"Ya gitu deh, masih belajar jadi anak mandiri . Belajar cari uang, belajar sekolah dengan usaha yang cukup sulit, belajar penuhin kebutuhan sendiri dengan uang sendiri . Hehe "
"Kikik udah hebat ya sekarang . Udah mandiri . Pasti udah punya banyak cerita..."
Kertas itu . Awan lagi ngebahas kertas itu , dan kertas itu masih kosong .
"Ini bukan cerita Wan, ini usaha , tapi usaha yang belom aku tuntasin . Aku belom punya cerita.."
"Berarti Awan masih tetap Awan ya ? Awan belom punya warna dihidupnya .. "
"Awan, mungkin ga harus Kikik yang kasih warna dikertas ini . Masih banyak orang yang mau kasih coretan buat kertas ini . Awan punya orang orang yang sayang Awan, bukan cuma Kikik. Kasih mereka kesempatan buat menulis cerita mereka diselembar kertas ini Wan."
"Gak Kik, ga perlu . Itu cuma selembar kertas putih yang masih kosong . Tapi itu bukan Awan. Kikik simpen ya, Kikik tau siapa pemilik kertas itu pada akhirnya " ucap Awan tersenyum , dia pergi .
Gue masih bertanya tanya, apa maksud ucapan Awan tadi ?
"Bunda ? Kikik mau nanya .."
"Apa sayang tanya apa aja pasti Bunda jawab " sahut Bundaku dengan halus sambil tersenyum.
"Bunda, apa makna dari selembar kertas putih ?"
"Selembar kertas putih ? Suci, belum ternodai, indah, namun dia masih sendiri ."
"Maksud Bunda masih sendiri apa?"
"Selembar , artinya cuma satu . Dia selembar, namun dia juga masih kosong . Dia hanya ingin teman . Satu coretan ditubuhnya saja sudah memberikan dia teman . Apalagi jika sebuah kata kata, atau cerita . Memberinya warna, memberinya pengalaman, memberinya pelajaran, dan tentu memberinya tak hanya sekedar teman namun cinta . Itulah yang dibutuhkan selembar kertas putih yang masih kosong itu, sayang"
"Oh gitu Bunda, iya Kikik ngerti sekarang ."
Gue di Bandung cuma 3 hari karna banyak job yang harus gue kerjakan . Hari ini gue kembali kerja di kafe dan cowok itu datang lagi ke kafe .
"Hey lagi hehe" sapa cowok itu .
"Em, hey juga . Chocolate mocca ? Heheh "
"Oh gak gak, gue kesini bukan mau minum tapi mau ngajak lo .. jalan"
Gue kaget .
"Ke..kemana?"
"Suatu tempat dimana lo ga bakal pernah lupain"
Gilak pinter dia gombal . Tapi gue langsung tersentuh hatinya, gue pun menerima ajakannya .
Hari itu masih sore, sekitar jam 4 . Gue pulang awal jadi bisa langsung jalan sama dia .
Dengan motor scoop* kita mulai jalan . Dia ngendarain dengan santai , diem , gak bicara . Karna bosan dan bingung, gue memulai pembicaraan .
"Kemana nih kita?"
"Nih udah mau sampe" jawabnya sambil tersenyum . Oh God, senyumnya manis banget . Baru kali ini dia senyum ke gue dan sontak jantung gue langsung berdebar gada abisnya .
"Kita sampe nih"
"Pemakaman ?" Pikiran gue langsung kemana mana . Maksudnya apa dia ngajakin gue kesini ? Horor nih .
"Kenapa ? Lo takut ya ?" ucapnya sambil tersenyum kecil .
"E..enggak kok ngapain juga takut . Sering kali gue dapet tawaran kerja tapi baru kali ini tawaran kerja di kuburan ..."
"Ahahah ngaco lo , gue ngajak lo kesini bukan mau nawarin kerjaan tapi gue mau ngajak lo ketemu orang paling spesial dan berarti dalam hidup gue"
Gue dibikin kaget lagi. Tapi kenapa harus kuburan ?
"Mah, pah, Ge dateng nih . Ge bawa bunga kesukaan Mamah, mawar putih . Kesukaan Papah juga, mawar merah . Dan paling spesial lagi, Ge bawa temen Ge . Kenalin, namanya Kikik . Dia secantik Mamah kan ?" Ge tersenyum dan mulai meneteskan air matanya . Gue hanya bisa diem melihat dia menangis , rasanya sakit .
-----------------------------------------------
"Sorry ya tadi gue nangis didepan lo . Jadi malu gue"
"Udah santai aja kok gapapa hehe"
"Nyokap dan bokap gue meninggal saat gue masih kelas 6 SD . Kita bertiga dalam perjalanan pulang setelah liburan bareng bareng . Sebenernya gue punya kakak, namanya Lili . Tapi beruntung saat itu kakak gue lagi sakit jadi dia ga ikut kita liburan . Kejadiannya malam hari, saat di perjalanan pulang kita bercanda bareng . Papah bercerita lucu banget, meskipun gue ga inget cerita apa , tapi cerita Papah bener bener lucu sampe buat Mamah dan gue ketawa sampe nangis nangis . Papah nyetir dan masih bercandaan sama Mamah , sedangkan gue lagi mau menggambar sesuatu, tapi gue lupa bawa pensil warna . Dan tiba tiba gue terbangun , semua buram . Rame, banyak orang, ada suara sirine ambulance, sirine polisi, gue dalam keadaan sadar dan ga sadar . Dan dalam keadaan gue itu gue masih megang buku gambar yang belom sempet gue warnain . Tapi buku gambar itu udah terisi warna . Satu warna, merah . Dan itu penuh, menuhin buku gambar gue . Itu darah nyokap dan bokap gue .
"Ya ampun Ge, udah gausah bahas lagi ya . Sut . " Gue mengacungkan jari kelingking gue ke bibir Ge yang terus bicara sambil menangis . Gue usap pipinya yang udah basah oleh airmata .
"Gue tau itu udah takdir Allah . Udah waktunya nyokap sama bokap gue kembali ke sisi-Nya . Mungkin mereka lagi tersenyum bahagia disana . Karna mereka ngelihat gue masih hidup, dan gue masih ngejalanin hidup gue dengan biasa . Gue bersyukur Allah masih kasih gue kesempatan lanjutin hidup dan jadi orang yang berguna buat orang lain."
"Iya Ge, terus bersyukur ya . Dan jangan lupa terus berdoa semoga nyokap bokap lo juga terus bahagia disana, ngelihat kedua anaknya jadi orang sukses " Gue ikutan nangis .
Ge meluk gue . Kali ini gue ga kaget, tapi gue merasa ... terlindungi . Gue ngerasa hangatt banget ada dipelukan Ge .
"Makasih Kik udah mau ngertiin gue . Gue belom pernah ceritain kisah hidup gue ini ke orang lain cuma elo . Gue tau lo orang yang bisa gue percaya . Gue sayang lo Kik"
"Gue juga sayang lo , Ge"
Gerry Pahlevi . Nama dari awal sebuah cerita . Gue percaya Ge adalah cerita gue dan kertas putih ini ga lagi kosong . Kertas ini udah terisi oleh pelangi gue . Dia Ge . Ge , always Ge , dan Ge . Sampai kapanpun Ge . Awan bener, suatu saat nanti gue pasti nemuin seseorang yang pantas gue tulis di selembar kertas ini . Dan gue udah nemuin orangnya . Ge, dia gak lagi sendirian . Gue dan dia mencoba untuk melewati susah senengnya hidup bersama . Ge, your myworld .